seminar
seminar2
seminar1
previous arrow
next arrow
Shadow

NESCO merupakan sebuah kompetisi tingkat nasional yang menitikberatkan pada kelistrikan tegangan tinggi. NESCO 2018 terdiri dari empat rangkaian acara yaitu Seminar Nasional, Career Talk, Video Competition, dan Paper Competition.

NESCO 2018 diselenggarakan oleh BSO Magatrika Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (KMTETI FT UGM). NESCO 2018 bertemakan ”Electricity for Humanity”. Career Talk NESCO 2018 kali ini mengusung tema Energi Terbarukan sebagai Garda Terdepan dalam Pembangunan Berkelanjutan , acara ini diselenggarakan pada hari Minggu, 6 Mei 2018 yang bertempat di Ruang 2.1 KPTU FT UGM, mendatangkan Prahoro Nurtjahyo, Ph.D (Staff Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Pengembangan Infrastruktur), Ir. Eko Yudo Pramono, M.T (General Manager PT. PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban), dan Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D (Anggota Dewan Energi Nasional) sebagai pembicara dan Avrin Nur W, S.T., M.Eng sebagai moderator.

Peserta Seminar Nasional NESCO 2018 mulai melakukan registrasi pada pukul 7 pagi. Acara dimulai pada pukul 08.10 wib dengan menampilkan tarian persembahan dari penari tradisional teti sebagai sambutan. Lalu pada pukul 08.17 wib acara dibuka oleh MC yaitu Andini Khairat Besral dan Yudhistira Sony Pramono. MC menyapa para peserta Seminar Nasional lalu dilanjutkan sambutan. Sambutan disampaikan oleh Bapak Lesnanto Multa Putranto, S.T., M.Eng (Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi) sebagai perwakilan dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi.

Pada pukul 08.22 wib, MC menyambut dan membacakan CV dari moderator pada Seminar Nasional hari ini yaitu Avrin Nur W, S.T., M.Eng. Kemudian moderator memasuki ruangan dan memberi sedikit sambutan kepada para peserta. Setelah memberi sedikit sambutan moderator membacakan CV dari pembicara pertama yaitu Prahoro Nurtjahyo, Ph.D (Staff Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Pengembangan Infrastruktur). Sesi pertama dimulai pukul 08.32 wib, dengan pembicara Bapak Prahoro Nurtjahyo. Pada kesempatan kali ini Bapak Prahoro akan menyampaikan materi dengan judul Pengembangan Energi Baru, Terbarukan. Peradaban manusia sangat tergantung dengan perbedaan gelap dan terang. Saat mulai gelap maka tidak ada kegiatan apapun. Peradaban manusia sangat tergantung oleh terang atau cahaya. Hari ini masih ada masyarakat yang belum mengenal listrik. Bapak Prahoro menyampaikan energi yang baik itu harus memenuhi kriteria seperti energi harus available, harus dapat diterima, ada terus. Global warming yang terjadi saat ini membuat es meleleh, selain itu juga berdampak pada energi yang didapat. Beliau menjelaskan bahwa subsidi dari pemerintah yang dulunya untuk energi dan listrik sekarang dikurangi oleh pemerintah dan subsidi tersebut digunakan untuk pembangunan. Disini Pak Prahoro juga memaparkan bahwa energi baru terbarukan tahun 2025 ditarget 23% dan untuk tahun 2050 ditarget 31%. Dan sampai hari ini energi baru terbarukan sudah mencapai 12%. Kita harus beranjak ke energi baru terbarukan karena energi yg ada sekarang sudah menipis.

Pada kesempatan kali ini Bapak Prahoro juga menyampaikan rasio elektrifikasi (jumlah rumah yg dpt listrik per jumlah rumah total) yang sudah dicapai, tahun 2017 rasio elektrifikasi ini melebihi target yaitu 95,35% padahal target 92.75% lalu target untuk tahun 2018 adalah 97.50%, beliau juga mnyampiakan bahwa masih ada 1500 desa yang belum ada listrik. Konsumsi listrik per kapita sekarang 1012 kwh/kapita padahal target 1250 kwh/kapita. Padahal  negara dibilang maju jika konsumsi listrik sekitar 4000 kwh/kapita. Untuk proyek 35GW belum selesai terlaksana, dalam pelaksanaan proyek tersebut maka di akhir tahun 2019 ditargetkan 19GW. Beliau juga menjelaskan tentang program lampu hemat energi yang dimulai tahun 2017 dan sudah ada sekitar 80.000 rumah di 5 provinsi melaksanakan program ini. Jenis energi baru terbarukan yang sesuai dengan Indonesia adalah PLTS, PLTB, PLTBm, PLTBg, PLTALaut, PLTSa, PLTP, PLTA. Materi selesai diberikan pukul 09.21 wib dilanjutkan tanya jawab dengan peserta seminarhingga pukul 09.51 wib, kemudian dilakukan penyerahan plakat dan souvenir oleh Ketua NESCO 2018 kepada Bapak Prahoro selaku pembicara pertama.

Setelah sesi pertama selesai dilanjutkan sesi kedua mulai pukul 09.54 wib. Sesi 2 diawali dengan pembacaan CV dari pembicara 2 oleh moderator yaitu Bapak Ir. Eko Yudo Pramono, M.T (General Manager PT. PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban). Pukul 09.56 Bapak Eko mulai menyampaikan materi dengan judul Integrasi Rebewable Energi Intermittent ke Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali. Di awal materi beliau menjelaskan sedikit tentang struktur organisasi sistem Jawa-Bali yaitu ada pembangkit, transmisi, dan distribusi struktur ini berlaku sejak Januari 2016, beliau juga menjelaskan tentang aktivitas dari PT. PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban. Sistem Jawa-Bali merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Lalu Bapka Eko memaparkan pertambahan beban puncak di Jawa-Bali yaitu sebesar 25.872, pertumbuhannya sebesar 2.45% pada malam hari, beliau juga menjelaskan bahwa ada bulan-bulan tertentu enegi listrik digunakan secara maksimal yaitu sekitar bulan Oktober. Pada siang hari pertumbuhannya sebesar 3,59%, pada siang hari energi listrik juga digunakan paling banyak saat bulan Oktober. Komposisi listrik yang digunakan di Indonesia merupakan kombinasi dari PLTP, batu bara, air, lng, gas, dan pembangkit-pembangkit yang lain. Penggunaan listrik pada Oktober 2107 paling tinggi yaitu sekitar 25.665 MW saat pukul 18.00. Lalu load faktor sistem Jawa-Bali juga tinggi yaitu 83,2.

Pak Eko juga memaparkan bahwa listrik harus handal dan kualitas bagus serta murah. Untuk renewable energi sendiri penggunaannya masih belum optimak karena masih kurangnya ilmu dan pengalaman yang ada. Di Indonesia cadangan panas terdiri dari PLTG dan PLTU yang disebar di Jawa-Bali. Sedangkan untuk potensi PLTS terletak di sekitar Jawa Timur  sisi selatan, NTT, dan NTB. Di Indonesia rating yang paling banyak adalah air dan gas. Untuk Jawa-Bali demainnya 25000 MW, ada 2 pembangkit besar yaitu di Suralaya  dan Phyton. Materi dari Pak Eko ini selesai pukul 10.37 wib. Dilanjutkan sesi tanya jawab dengan peserta hingga pukul 10.54 wib, lalu dilanjutkan penyerahan plakat dan souvenir  oleh Ketua NESCO 2018 kepada Bapak Eko selaku pembicara kedua.

Setelah sesi kedua selesai dilanjutkan hiburan pukul 10.57 wib. setelah sekitar10 menit hiburan acara dilanjutkan lagi menuju sesi 3. Sesi 3 ini dimulai pukul 11.07 wib, sesi ini diawali dengan pembacaan CV pembicara 3 oleh moderator yaitu Bapak Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D (Anggota Dewan Energi Nasional). Materi yang disampaikan Bapak Tumiran kali ini berjudul Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan Menuju 2050, Berbasis Kebijakan Nasional. Energi yang saat ini masih sulit untuk digunakan di Indonesia adalah nuklir. Pak Tumiran menyampaikan bahwa ebt sebaiknya jangan di impor lebih baik tidak menggunakan ebt daripada impor, dengan adanya ebt ini harus membuka lapangan pekerjaan. Tapi sekarang di Indonesia industry untuk ebt masih sulit. Tahun 2050 target ebt 31%. Konsumsi listrik Indonesia per kapita ranking 6 di ASEAN. Beliau juga menyampaikan bahwa pengembangan ebt juga harus disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Indonesia adalah negara tropis tapi kepulauan karena kepulauan ini penguapan laut sangat besar yang menyebabkan langit di Indonesia tertutup awan yang banyak yang membuat matahari juga tertutup, sehingga rata-rata penggunaan matahari per hari hanya 4 jam. Sedangkan untuk angin di Indonesia juga ternyata sedikit. Untuk tetap mempertahankan listrik tetap ada untuk sekarang dan kedepannya batu bara dijaga kuantitinya. Diharapakan pembangkit ke depannya dapat menggunakan batu bara yng masih di lock ini untuk mengkompensasi ebt.

Pak Tumiran juga memaparkan bahwa ebt harus memperhatikan security, economy dan environment sustainability. Dan nuklir sudah mencakup 3 hal tersebut maka tidak ada salahnya jika nuklir digunakan sebagai ebt di Indonesia. Materi dari Pak Tumiran ini selesai pukul 12.03 wib dilanjutkan tanya jawab dengan pesertahingga pukul 12.16 wib, lalu dilanjutkan penyerahan souvenir dan plakat oleh Ketua NESCO 2018 kepada Bapak Tumiran selaku pembicara ketiga. Dilanjutkan pemberian plakat kepada moderator lalu dilanjutkan foto bersama pembicara dan moderator serta perwakilan departemendan panitia NESCO 2018.

Acara kembali dibawakan oleh MC, acara berikutnya adalah penayangan dan pengumuman pemenang Video Competition dengan rincian sebagai berikut.

  1. Video terbaik SMA : Three M
  2. Video terbaik Mahasiswa : Kita Bisa
  3. Video terfavorit SMA : Prisa Powerplant
  4. Video terfavorit Mahasiswa : Tishiya team

Lalu dilanjutkan penyerahan hadiah secara simbolik kepada pemenang pukul 12.45wib . Kemudian dilanjutkan penayangan video aftermovie NESCO 2018 dilanjutkan hiburan penutup. Pada pukul 12.53 wib acara NESCO 2018 resmi ditutup.

 

Yogyakarta, 16 Mei 2018

Amalia Rizqy


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.